Honda Supra X 125 Circuit

Honda Supra X 125


Pasukan Honda di 2009 bakal makin menggigit. Setelah Rey Ratukore yang kembali merapat ke Honda dan langsung gegerkan seri I IndoPrix. Kini giliran M. Nurgianto alias Anto, mantan tandem Rey di Suzuki Junior Denso. Anto berlabuh ke Honda Banten Federal Oil. Aksi perdananya ditunjukan di seri pembuka U Mild U Bikers Festrack. Meski belum naik podium potensinya mulai kelihatan.

Itu karena modal Supra X 125 yang dulu digeber Gandhi Santana, belum banyak berubah. Jadi setingan khusus sesuai karakter Nurgianto belum sepenuhnya dilakukan. "Ini masih adaptasi awal. Jadi belum banyak berubah. Tapi 2160honda-nurgianto-dok-2.jpgpatokan mulai kelihatan," terang Edwin alias Akiang, mekanik Honda Banten Federal Oil.




Akiang masih pertahankan korekan terdahulu di kem dan desain head silinder. Durasi kem in dipatok 255° yang membuka di 34° sebelum TMA dan nutup 40° setelah TMB. Sementara, durasi kem ex lebih panjang yaitu 270°, membuka 57° sebelum TMB dan nutup 33° setelah TMA.

Karakter lama lebih enak buat balap di trek panjang macam Sentul. "Makanya, untuk main di Mandala Krida, Jogja kemarin ada sedikit perubahan. Tapi masih sedikit. karena mepetnya waktu. Input dari Anto belum banyak yang disesuaikan," kilah pria yang mirip Andy Lau ini.

Riset baru Akiang dimulai dari porting. "Dulu, saat digeber Gandhi, diameter porting 26, 5 mm, lebar di posisi bos klep 28 mm. "Sesuaikan dengan trek pasar senggol, porting dikecilin. Biar gas speed sesuai kebutuhan putaran bawah dan menengah. Diubah jadi 26 mm. Posisi di bos klep sih tetap 28 mm,” tambah pria yang buka bengkel di pasar Ciputat ini.

Hasil dynotest, memang menunjukan torsi lebih bagus. Itu yang dibutuhkan balap di trek pendek. "Mencapai 9,4 Nm BANtenpada 9.000 rpm. Power juga nambah. dulu kan hanya 18,4 dk. Sekarang jadi 18,7 dk pada 12.000 rpm," terang kakak kandung Ergus ini.

Tapi, tentu saja Akiang naikin kompresi dari kebiasaan di Sentul yang main di 13 : 1. "Untuk pasar senggol jadi 13,8 : 1. Enggak terlalau tinggi sih, biar mesin aman," tambahnya.

RASIO SUPER RAPET

Dulu, di setingan Gandi Santana lebih pede dengan rasio I = 14/34, II = 19/31, III = 19/23, IV = 25/25. Tapi buat Nurgianto, itu dirasa kurang sesuai. "Dia minta lebih rapat lagi sesuai gaya bawanya. Makanya, gigi III diganti 18/23 dan IV = 23/24. Final gir juga berubah. dari kebiasaan Gandi yang langganan 13/49, Anto lebih pas dengan 13/46.

Perubahan lain yang sudah disesuaikan dengan gaya Anto adalah desain setang motor. Kalau Gandi lebih suka pakai setang Kawasaki Ninja yang sedikit ditekuk. Tapi Anto, lebih nyaman ambil punya Yamaha RZR yang ditambah sambungan lagi. "Posisi lebih tinggi dibanding gaya Gandi," terang Akiang.

Wah, kalau semuanya sesuai termasuk setingan engine, bukan cuma podium dua team race doang tuh yang bisa diraih di Mandala Krida, kemarin.



DATA MODIFIKASI

Klep isap : Honda Sonic (28 mm)
Klep buang : Honda Sonic (23 mm)
Rasio : I = 14/34, II = 19/31,
III = 18/23, IV = 23/24
CDI : BRT
Karburator : Mikuni TM 28
Pilot-jet : 20
Main-jet : 120
Knalpot : Ahau Lift : 8,8 mm

1 komentar: